Rabu, 08 April 2009

KEDIRI TUAN RUMAH SENTRALISASI DISL


koncomacan-JAKARTA. Teka-teki agenda sentralisasi beberapa pertandingan Djarum Indonesia Super League (DISL) 2008/2009 tereduksi. Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) telah merilis jadwal pertandingan yang akan dimainkan saat sentralisasi. Tempat sentralisasi juga telah digambarkan secara gamblang.


Untuk arena sentralisasi, BLI memilih Jawa Timur. Ada tiga kota dan tiga stadion di Jawa Timur yang ditunjuk. "Kami memilih Kediri, Malang, dan Lamongan," ungkap Andi Darussalam Tabusalla, ketua BLI, ketika dihubungi para wartawan kemarin (7/4).
Tiga stadion yang akan dipakai adalah Stadion Brawijaya (Kediri), Stadion Kanjuruhan (Malang), dan Stadion Surajaya (Lamongan). Pilihan itu dijatuhkan karena tiga stadion tersebut memenuhi kualifikasi DISL.

Ya, tiga stadion itu merupakan markas tiga di antara empat tim Jawa Timur yang berlaga di DISL. Stadion Brawijaya adalah kandang Persik Kediri. Stadion Kanjuruhan merupakan rumah Arema Malang. Sementara, Stadion Surajaya milik Persela Lamongan. Selain alasan kualifikasi, akses ke tiga stadion tersebut juga memudahkan tim-tim bermigrasi.
"Tiga stadion itu merupakan opsi utama kami. Tapi, penetapan pastinya baru kami lakukan 10 April. Kami masih menunggu izin aparat keamanan setelah pemilihan umum legislatif," papar Joko Driyono, direktur kompetisi BLI.

Dipilihnya tiga stadion itu sedikit keluar dari acuan sebelumnya. Sebab, dalam edaran BLI ke klub-klub, tidak tercantum nama Stadion Surajaya sebagai pilihan. Nama Gelora Delta, Sidoarjo, justru masuk bersama Stadion Brawijaya dan Stadion Kanjuruhan.
Di samping mengungkapkan arena sentralisasi, BLI telah memastikan jadwal sentralisasi. Pertarungan tim-tim DISL saat sentralisasi bakal dihelat mulai 17 April hingga 5 Mei atau bertambah sehari. Sebab, sebelumnya BLI menjadwalkan sentralisasi digelar 17 April hingga 4 Mei.

Sentralisasi itu terpaksa dilakukan BLI menyusul banyaknya pertandingan yang tidak mendapat izin selama masa kampaye. Nah, demi mengejar terselesaikannya kompetisi DISL musim ini pada 13 Juni, BLI memutuskan melakukan sentralisasi untuk tak kurang dari 39 pertandingan.

Pada hari pertama sentralisasi bakal dihajat enam pertandingan. Itu berarti pada hari pertama di setiap stadion dilaksanakan dua pertandingan. Pada hari terakhir sentralisasi dilangsungkan satu pertandingan antara Pelita Jaya Jawa Barat kontra Persib Bandung.
"Waktu pertandingan sama seperti babak reguler. Pertandingan jam pertama digelar pukul 15.30, sedangkan pertandingan jam kedua dilaksanakan pukul 19.00," terang Joko.

Selain merilis jadwal pertandingan di masa sentralisasi, BLI mengumumkan penjadwalan ulang empat laga. Yaitu, duel Persija Jakarta lawan Deltras Sidoarjo (27/5), pertemuan Persijap Jepara dengan Persib Bandung (27/5), bentrok Persitara Jakarta Utara dengan PSMS Medan (13/5), dan partai PSM Makassar melawan Persik Kediri (30/5).
"Itulah jadwal yang kami telah kami rancang. Tadinya, kami membuat tiga alternatif. Tapi, akhirnya kami memutuskan merilis satu jadwal saja. Hal itu demi memudahkan klub melakukan persiapan," ujar Joko.
GOR Masih Kurang 0,5 Triliun
Dewan Minta Pemkot Cari Investor

koncomacan-Gelanggang Olahraga (GOR) di Bandarkidul Kecamatan Mojoroto masih membutuhkan dana yang cukup besar. Karena meski sudah digerojok Rp 69 miliar tetapi pembangunan GOR belum selesai total. "Yang selesai tahun ini hanya gedung GOR saja," ujar Kabag Pembangunan Budi Siswantoro kemarin.

Budi mengatakan untuk fasilitas GOR seperti lapangan sepak bola, kolam renang, dan pertokoan belum bisa selesai tahun ini. Karena anggaran untuk itu belum ada. Sehingga rekanan hanya mengerjakan pembangunan gedung saja.
Lalu kapan pembangunan fasilitas yang lain? Budi mengatakan pihaknya belum bisa memastikan. Karena anggaran yang dibutuhkan cukup besar. Sehingga butuh persetujuan dari dewan untuk menganggarkannya.

Adanya persetujuan dari wakil rakyat tersebut karena pembangunan fasilitas penunjang GOR tersebut rencananya akan menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD).
Budi mengatakan menggaet investor untuk menyelesaikan pembangunan GOR cukup sulit dilakukan. Sebab, investor akan mikir-mikir jika ditawari membangun fasilitas umum. "Kalau pertokoannya mungkin bisa tetapi kalau yang lain. Saya rasa sulit," ujarnya.

Lalu berapa anggaran yang masih dibutuhkan untuk GOR? Budi mengaku belum bisa memastikan berapa kebutuhan GOR secara pasti. Hanya, jika dihitung-hitung maka kebutuhan GOR masih sekitar 500 miliar.
Dengan kebutuhan dana sebesar itu, Budi mengatakan pihaknya tidak bisa memastikan kapan GOR secara keseluruhan akan selesai. Sebab, dana APBD tidak mungkin semuanya digelontorkan ke GOR. "Kemungkinan besar pembangunan GOR akan dilaksanakan secara bertahap," ujarnya.

Meski demikian, Budi mengatakan sudah hampir selesainya gedung GOR sudah terlihat dampaknya di masyarakat. GOR menjadi salah satu kunjungan masyarakat pada pagi dan sore hari untuk refreshing. "Kebutuhan tentang GOR sudah mulai terlihat," katanya.
Sementara itu anggota komisi C Achmad Salis mengaku kalau awalnya tidak mengetahui jika dana Rp 69 miliar hanya cukup membangun gedung GOR saja. "Saya tahunya baru saat ini," akunya.

Karena sudah terlanjur, Salis mengaku tidak bisa berbuat banyak. Hanya, dia berharap pembangunan fasilitas GOR lainnya tidak terlalu tergesa-gesa. "GOR jangan jadi prioritas utama. Karena masih banyak yang lebih membutuhkan dan penting," ujarnya.
Salis mengatakan untuk bisa menggunakan dana APBD, pihaknya akan konsultasi ke Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan. Karena kebutuhan dana sangat besar. "Apakah nanti disetujui atau tidak," ujarnya.

Selain itu, politisi dari PKS ini meminta kepada eksekutif untuk mencari investor dalam pembangunan fasilitas GOR. Sehingga beban APBD tidak akan terlalu berat dalam melanjutkan pembangunan GOR.

Comments :

1
Roehan Rosyadi mengatakan...
on 

percobaan untuk avatar photo

Posting Komentar

Waktu Anda

 

Copyright © 2009 by persikmania sejati dan persik kediri