Rabu, 15 April 2009

BLI TANPA TOLERANSI


koncomacan.JAKARTA - PSSI telah memutuskan untuk membatalkan sentralisasi 34 pertandingan lanjutan Djarum Indonesia Super League (DISL) 2008/2009. Para kontestan DISL pun sudah menyetujuinya.
Dengan begitu, secara otomatis tanggung jawab penyelenggaraan pertandingan kini beralih ke klub. Baik itu menyangkut kepastian tempat maupun izin pertandingan.


Sebab, pertandingan tersebut dihelat secara normal. Dalam arti, laga berlangsung di kandang tim tuan rumah. "Kami menunggu konfirmasi terkait kepastian izin pertandingan dari masing-masing klub hingga besok (hari ini, Red)," kata Joko Driyono, direktur kompetisi Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI).

Karena klub sudah sepakat sentralisasi dibatalkan, BLI pun tidak memberikan toleransi bagi klub yang gagal mendapatkan izin. Bagi klub yang gagal memperoleh izin, BLI meminta mereka pindah stadion. "Jika itu tidak terpenuhi, klub tuan rumah akan kami nyatakan WO," tandas Joko.
BLI juga menegaskan bahwa jadwal pertandingan dalam rentang 17 April hingga 5 Mei tidak banyak berubah. Setiap klub akan melakoni pertandingan dalam rentang waktu itu seperti jadwal sentralisasi yang sebelumnya direncanakan di Jawa Timur.

Hanya ada tiga jadwal pertandingan yang diubah BLI. Tiga jadwal yang diubah tersebut adalah pertandingan kandang PKT Bontang dan Persiba Balikpapan. Duel Persiba kontra Arema Malang yang sebelumnya dijadwalkan 19 April dimajukan menjadi 18 April.
Partai Persiba lawan Persik digeser ke tanggal 21 April dari jadwal awal 22 April. Perubahan yang sama terjadi pada laga PKT versus Arema. Pertandingan itu juga dimajukan ke tanggal 21 dari rencana awal 22 April. "Hanya itu yang kami ubah. Sebab, setelah 21 April mereka harus terbang ke Palembang," papar Joko.

BLI pun kemarin (13/4) menerbitkan surat pembatalan sentralisasi. Surat tersebut juga telah dikirim ke setiap klub. Dalam suratnya, BLI juga melampirkan jadwal pertandingan dalam rentang waktu 17 April hingga 5 Mei.
Pembatalan itu ditanggapi beragam oleh komponen klub. Ada yang setuju; ada pula yang bingung. Yang setuju, salah satunya, adalah Delta Putra Sidoarjo (Deltras). Bagi tim asal Kota Udang tersebut, pembatalan itu membuat kans mereka untuk melepaskan diri dari jerat degradasi kembali terbuka lebar.

"Kami jelas sangat setuju. Sebab, pembatalan ini membuat jadwal pertandingan menjadi lebih fair. Kami pun lebih berpeluang mendapatkan lebih banyak poin untuk lepas dari degradasi," tutur Muhammad Zein Alhadad, pelatih Deltras.
Sikap lain ditunjukkan Panpel Persija Jakarta. Mereka mengaku bingung dengan pembatalan tersebut. Sebab, mereka harus berpikir keras untuk mendapatkan izin pertandingan. Apalagi, Persija juga tidak bisa menggunakan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) dalam rentang 17 April hingga 5 Mei.

"Ini jelas menjadi pekerjaan yang tidak ringan. Kami harus pindah ke Stadion Lebak Bulus sekaligus meyakinkan aparat keamanan di Polres Jakarta Selatan," cetus Hanifditya, ketua Panpel Persija.
"Itu konsekuensi mereka (Persija). Sebab, mereka setuju tanpa sentralisasi. Untuk Stadion Lebak Bulus, kami mengizinkan. Sebab, stadion itu kan memenuhi standar," timpal Joko.

Comments :

0 komentar to “BLI TANPA TOLERANSI”

Posting Komentar

Waktu Anda

 

Copyright © 2009 by persikmania sejati dan persik kediri