Rabu, 15 April 2009

BEBAN BERAT DIPUNDAK PEMAIN


koncomacan-MEMANG, klub menghendaki dibatalkannya sentralisasi. Namun, pembatalan sentralisasi tersebut bukan berarti menghilangkan masalah. Dengan pembatalan itu justru timbul masalah baru.
Masalah itu utamanya menyangkut kebugaran pemain. Dengan dibatalkannya sentralisasi, maka beban pemain bertambah berat. "Masa recovery pemain jadi lebih minim," kata Widodo C Putro, pelatih Persela Lamongan.


Ya, masa recovery pemain akan menjadi lebih pendek. Tanpa sentralisasi, setiap tim akan melakoni pertandingan normal di kandang tim yang berstatus home.
Dengan begitu, setiap tim akan melakoni perpindahan tempat lebih banyak. Menempuh perjalanan lebih panjang, dari satu stadion ke stadion lainnya dan dari satu kota ke kota lain.
Tengok jadwal Persija Jakarta misalnya. Selama 19 hari, mereka harus melakoni enam pertandingan.

Pertandingan pertama dijalani di Jakarta. Tiga hari kemudian, para pemain harus tampil di Semarang. Lalu pindah ke Malang. Setelah bermain di Malang, tiga hari kemudian Bambang Pamungkas dkk menjamu PSM Makassar di Jakarta.

Selang tiga hari, mereka harus melawat ke kandang Pelita Jaya jawa Barat. Kemudian mereka terbang ke Kediri untuk menghadapi Persik Kediri.
"Selain Persija, jadwal padat juga akan dihadapi Sriwijaya FC Palembang, Persib Bandung, PSMS Medan, atau Persela Lamongan," ujar Joko Driyono, direktur kompetisi BLI.

Situasi tersebut jelas mengancam kebugaran pemain. Selain masa recovery, mereka lebih pendek, kelelahan juga lebih mendera mereka.

Comments :

0 komentar to “BEBAN BERAT DIPUNDAK PEMAIN”

Posting Komentar

Waktu Anda

 

Copyright © 2009 by persikmania sejati dan persik kediri