Minggu, 12 April 2009

KEUNTUNGAN TUAN RUMAH


koncomacan-JAKARTA - Badan Liga Sepak Bola Indonesia (BLI) kembali merilis jadwal sentralisasi pertandingan Djarum Indonesia Super League (DISL) 2008/2009. Dalam rilisnya kali ini, BLI sekaligus mencantumkan tempat pertandingan.


Ada tiga stadion yang ditunjuk sebagai arena sentralisasi 36 pertandingan selama 17 April hingga 5 Mei 2009. Jadwal yang dirilis kemarin (10/4) itu memang sedikit berbeda dengan jadwal yang diumumkan pada Selasa (7/4).
Selain tercantum nama stadion, pada jadwal anyar terdapat perbedaan. Misalnya, jumlah pertandingan di hari pertama. Pada jadwal yang dirilis Selasa, hari pertama melaksanakan enam pertandingan. Di rilis terbaru hari pertama sentralisasi diisi tiga pertandingan.

Tempat sentralisasi sama seperti yang diumumkan pada Selasa, yakni stadion di Kediri, Malang, dan Lamongan. Tiga stadion itu adalah Stadion Brawijaya (Kediri), Stadion Kanjuruhan (Malang), dan Stadion Surajaya (Lamongan).
Di Stadion Brawijaya akan dihajat 11 pertandingan. Jumlah pertandingan yang sama dimainkan di Stadion Surajaya. Sementara, Stadion Kanjuruhan menjadwalkan 14 laga.

"Selain faktor kualitas dan mudahnya migrasi klub, tiga stadion itu kami pilih karena alasan teknis. Dalam artian, tiga tim yang bermarkas di stadion itu merupakan tim yang tidak terlalu diburu mengejar juara sekaligus menghindari degradasi," ungkap Joko Driyono, direktur kompetisi BLI, kemarin (10/4).

Menurut dia, BLI tidak mungkin menunjuk Gelora Delta, Sidoarjo. Sebab, stadion itu merupakan kandang Delta Putra Sidoarjo (Deltras) yang secara teknis diburu untuk lepas dari degradasi. "Subjektif memang pilihan ini. Tapi, kami harus melakukannya," kata Joko.
Terlepas dari alasan pemilihan itu, berdasar jadwal yang dirilis kemarin, tiga tim tuan rumah sentralisasi jelas mendapat keuntungan besar, yakni Persik Kediri, Arema Malang, dan Persela Lamongan.

Mengapa begitu? Sebab, mereka tidak harus mengeluarkan biaya besar seperti tim-tim lain saat sentralisasi. Mereka tidak perlu menyewa penginapan. Dibanding pemain tim lain, tenaga para pemain tiga tim itu juga tidak terlalu terkuras. Dalam jadwal sentralisasi, hampir semua pertandingan mereka mainkan di home base mereka.

Persela misalnya. Empat di antara lima pertandingan mereka selama sentralisasi dilakoni di Stadion Surajaya, hanya partai lawan Persik yang harus dijalani Persela di luar Lamongan. "Mengingat catatan pertandingan kandang kami (selama DISL Persela baru kalah sekali di kandang, Red), jelas ini sebuah keuntungan. Kini tinggal bagaimana menyiapkan mental untuk memanfaatkan kondisi tersebut," ujar Widodo C. Putro, pelatih Persela.

Keuntungan lebih besar menyapa Arema dan Persik. Lima kali bertarung saat sentralisasi, semuanya dijadwalkan di stadion mereka masing-masing. Padahal, dalam jadwal reguler, tiga di antara lima pertandingan itu merupakan laga tandang. "Itu memang bisa disebut sebagai keuntungan. Sebab, kami bermain di depan publik sendiri. Kami tentu akan berusaha mengoptimalkannya untuk meraih poin maksimal," papar Aji Santoso, arsitek Persik.

"Bagi saya, sebenarnya pertandingan sentralisasi tetap berat. Namun, jika kami dijadwalkan bermain di Malang, tentu itu menjadi keuntungan tersendiri. Sebab, kami lebih dekat dengan suporter yang tentunya akan menambah motivasi tanding kami," urai Gusnul Yakin, juru racik strategi Arema.

BLI tidak memungkiri bahwa jadwal yang disusunnya itu menguntungkan ketiga tim tersebut. Namun, BLI punya dasar dalam penjadwalan itu. Mereka ingin sentralisasi berjalan lancar. Untuk itu, BLI ingin meminimalisasi migrasi suporter tiga tim tersebut.
Sebab, dari kacamata BLI, saat sentralisasi nanti, bisa dipastikan suporter terbanyak akan datang dari Arema, Persik, dan Persela. "Kami memang tidak bisa menghindarkan sepak bola dari kegaduhan. Tapi, kami tetap tidak ingin ada anarkis," tutur Joko.

Kendati begitu, BLI masih menerima protes klub, apabila ada yang keberatan dengan jadwal kali ini. BLI membuka diri hingga Senin (13/4). "Kami masih terbuka untuk melakukan revisi. Tapi, kalaupun ada perubahan, tidak bakal mengubah hari pertandingan. Mungkin tempat pertandingan yang berubah," sebut Joko.

Segi Tiga Maut

koncomacan-Lamongan, Malang, dan Kediri selama April hingga Mei akan menjadi segi tiga maut bagi klub-klub Djarum ISL. Faktor kedekatan geografis dan kesiapan panpel di kota itu memang sangat memungkinkan untuk menggelar pertandingan berurutan bak sebuah turnamen.

“Dua faktor itu menjadi pertimbangan kami. Dalam pertandingan sentralisasi, mobilisasi cepat dan tak melelahkan adalah syarat mutlak,” kata Joko Driyono, Direktur Kompetisi BLI. Apalagi soal perizinan pertandingan, ketiga kota itu sudah beres.
Netralitas ketiga kota tersebut juga menguntungkan. Ketiganya di atas kertas sulit menjuarai liga karena sudah terlempar dari lima besar sehingga peluang mendapat keuntungan menjadi juara kecil. Begitu pula degradasi. Hal itu kabarnya menyebabkan Deltras gugur sebagai tuan rumah sentralisasi karena klub asal Sidorajo itu tengah berjuang menghindari degradasi.
"Memang tak akan memuaskan semua, tetapi kami berusaha agar kompetisi selesai sesuai jadwal," ujar Andi Darussalam Tabusala, Direktur BLI.

Namun, keputusan BLI itu juga membawa konsekuensi bagi sejumlah klub, seperti Pupuk Kaltim dan Persiba. “Kami minta saat menjamu Persik digelar di Malang dan menjamu Arema di Kediri agar mereka yang statusnya tandang tak diuntungkan,” sebut Arief Budi Santoso, manajer PKT. Ia juga keberatan bila BLI menjadwalkan PKT bertarung di Stadion Surajaya, Lamongan, karena kasus kematian Jumadi Abdi, yang melibatkan pihak Persela, masih menimbulkan trauma.

“Kami tak ada dendam dengan Persela. Tapi, kalau main di sana, kondisi psikologis pemain terganggu kasus lalu,” ucap Arief. Hanya, Arief mengaku tak bisa menolak bila PKT dapat jatah menghadapi PSMS dan Sriwijaya FC di Lamongan. “Dalam dua partai itu posisi kami sebagai tim tamu. Jadi kami harus mengikuti letak homebase tuan rumah,” katanya

Comments :

0 komentar to “KEUNTUNGAN TUAN RUMAH”

Posting Komentar

Waktu Anda

 

Copyright © 2009 by persikmania sejati dan persik kediri